Kenali Lynx, framework multiplatform dari TikTok berbasis HTML, CSS, dan JavaScript dengan performa tinggi dan fleksibilitas luar biasa untuk pengembangan UI native.
TikTok memperkenalkan Lynx, sebuah framework baru yang memungkinkan pengembangan antarmuka pengguna (UI) native dengan teknologi berbasis web seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Menggunakan mesin berbasis Rust, Lynx diklaim menawarkan performa tinggi serta mendukung pengolahan UI secara simultan.

Beberapa aplikasi besar seperti Disney 100 dan TikTok Studio sudah menggunakan Lynx, hal ini menunjukkan potensi besar dari framework ini dalam industri. Namun, apakah ini benar-benar inovasi yang akan mengubah masa depan atau sekadar hype belaka? Artikel ini akan mengulas fitur, performa, serta perbandingannya dengan React Native, framework yang lebih dulu populer di kalangan pengembang aplikasi mobile.
Apa itu Lynx
Lynx adalah framework multiplatform open-source yang dikembangkan oleh TikTok untuk memungkinkan pembuatan antarmuka pengguna (UI) native menggunakan teknologi web modern seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Dirancang dengan mengutamakan performa tinggi, fleksibilitas, dan kompatibilitas, Lynx menawarkan kemudahan integrasi dengan berbagai framework terkemuka seperti React, Vue, dan Angular.
Apa Yang Membuat Lynx Special?
Di tengah persaingan framework yang kian modern, Lynx hadir dengan sejumlah keunggulan yang membedakannya dari beberaoa teknologi serupa seperti
Dukungan untuk Berbagai Framework
Lynx tidak terbatas pada satu framework tertentu. Ia dapat berjalan dengan baik bersama React, Vue, maupun Angular, memberikan fleksibilitas tinggi bagi para pengembang.
Dua Runtime untuk Performa Optimal
Lynx menggunakan dua lingkungan runtime: main thread runtime untuk menangani peluncuran aplikasi dan event, serta background runtime untuk eksekusi kode pengguna. Pendekatan ini mengurangi waktu startup dan menjaga aplikasi tetap responsif.
Bersifat Open-Source
Lynx tersedia secara open-source di TikTok, memungkinkan kontribusi dari komunitas pengembang. Hal ini mempercepat inovasi dan memperluas ekosistemnya.
Dukungan Modul Native
Mirip dengan React Native, Lynx mendukung modul native, memungkinkan akses langsung ke fitur-fitur perangkat yang lebih dalam untuk pengalaman pengguna yang lebih baik.
Pengalaman Pertama Menggunakan Lynx!
Saat pertama kali menggunakan Lynx, ada hal menarik yang membuatnya terasa sangat mudah digunakan. Hal ini menjadi salah satu aspek yang menonjol adalah Lynx memerlukan Node.js versi 18 atau lebih baru. Proses memulai dengan Lynx memberikan gambaran langsung tentang kesederhanaannya.
Gunakan perintah berikut untuk membuat proyek Lynx baru:

Framework ini menawarkan opsi untuk menggunakan TypeScript atau JavaScript. Selain itu, tersedia juga pilihan untuk menambahkan ESLint dan Prettier sebagai alat untuk memformat kode sumber.

Saat membuat proyek Lynx baru, pengguna diberikan opsi pilihan untuk menambahkan alat bantu code linting dan formatting. Opsi yang tersedia adalah:
- Biome – Digunakan untuk linting dan formatting kode dalam satu alat.
- ESLint – Khusus untuk linting kode JavaScript/TypeScript.
- Prettier – Digunakan untuk formatting kode agar lebih rapi dan konsisten.

Langkah selanjutnya setelah membuat proyek di Lynx, menggunakan bun sebagai package manager. Proses ini mencakup berpindah ke direktori proyek, menginisialisasi repository Git (opsional), menginstal semua dependensi yang diperlukan, dan akhirnya menjalankan proyek dalam mode pengembangan.

Baca Juga : Business Process Diagram (BPD)
Impresi Pertama yang Didapatkan saat Menggunakan Lynx!

Pengalaman pertama dengan Lynx memberikan kesan yang positif. Framework ini terasa cepat dan responsif. Framework pengembangan yang mirip dengan React Native, tetapi tetap mempertahankan prinsip pengembangan web. Dengan dukungan tools CSS yang sudah familiar, pengembangan menggunakan Lynx Explorer menjadi lebih intuitif, memungkinkan web developer untuk langsung mulai bekerja setelah menjalankan perintah yang diperlukan.
Salah satu keunggulan utama dari framework ini adalah kemampuannya dalam menggunakan CSS untuk desain antarmuka. Sistem ini memungkinkan pergantian gaya secara instan, dengan pembaruan langsung yang dapat terlihat di layar. Fitur ini mempercepat proses pengembangan dan meningkatkan efisiensi kerja.
Styling Menggunakan CSS adalah Hal Menarik
Salah satu keunggulan utama Lynx adalah kemampuannya dalam menggunakan CSS untuk proses desain. Pengembang dapat menerapkan gaya menggunakan file CSS biasa untuk mengatur tampilan komponen dalam aplikasi. Fitur ini memudahkan web developer dalam menciptakan antarmuka yang menarik dengan lebih efisien.

Baca Juga : Business Process Reengineering vs Business Process Improvement
Bagaimana dengan Performa Lynx? Apakah Lebih Cepat dari React Native?
Performa menjadi fokus utama dalam pengembangan Lynx. Framework ini didukung oleh mesin berbasis Rust dan menerapkan pembaruan antarmuka secara dua-threaded. Pendekatan ini memastikan aplikasi berjalan dengan lancar dan efisien.
Meskipun belum dilakukan pengujian lebih, pengalaman awal dengan Lynx menunjukkan respons yang cepat dan performa yang optimal. Pembaruan UI terasa mulus, dan waktu startup aplikasi tergolong singkat. Namun, diperlukan pengujian lebih lanjut untuk benar-benar membandingkan Lynx dengan React Native. Meski begitu, kesan pertama terhadap Lynx cukup menjanjikan.
Kesimpulan
Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah Lynx mampu mengungguli React Native.
Saat ini, masih terlalu dini untuk menyimpulkannya. Lynx menunjukkan potensi besar sebagai framework dengan keunggulan unik. Kemampuannya dalam menerapkan CSS styling serta penggunaan dua runtime menjadi nilai tambah yang membedakannya secara positif.
Lynx bukanlah pengganti langsung untuk React Native, tetapi dapat menjadi pilihan yang tepat untuk kebutuhan tertentu. Web developer mungkin akan tertarik dengan Lynx, karena framework ini memungkinkan mereka tetap bekerja dengan teknologi web yang sudah mereka kuasai.
Bagi web developer yang ingin beralih ke pengembangan aplikasi mobile, Lynx patut dicoba. Lingkungan kerjanya terasa familiar dan menawarkan performa yang cukup baik. Pantau terus perkembangan Lynx, karena framework ini berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam dunia pengembangan aplikasi mobile.
Referensi
Penulis : Arief Yusuf Winata